Saturday 31 December 2016

the last day, december 16 th

       Bukan siapa-siapa, bukan karena apa-apa dan bukan pula aku ini siapa
entahlah dan entahlah, bukan ingin untuk menjadi bahagia atau menginginkan sesuatu apapun itu, bukan karena ada siapa atau karena siapa aku disini. Hakikat perjalanan hidupku bukan untuk menginginkan apapun, dan bukan untuk siapapun, melainkan karena aku hidup untuk mejalani perjanjian kesepakatanku dengan sang Maha (Pemilik akan diriku). Menjadi manusia bukankah merupakan sebuah pilihan untuk aku hidup, mungkin karena aku saja yang tidak bisa memahami sejauh itu, untuk melihat yang ada didepanku saja masih sama-samar apa lagi aku melihat yang di jauh belakang maupun yang jauh didepan aku tak sekuat itu dan aku tak sepandai itu. (Izinkan aku mejalani kebodohanku).

     Kesendirian membuatku banyak berfikir dan merasakan akan betapa indahnya hidup ini, seolah-olah inilah aku, manusia dengan penuh keegoisan. yang tak mampu untuk  memahami akan nyanyian alam yang terdengar di sekitarku. Aku bukan orang baik yang bisa mebahagiankan keluarga, orang terdekat bangsa dan negara, membuat aku tidak mengeluh itu saja beratnya minta ampun. Karena aku mengannggap tidak mengeluh akan apapun yang aku alami itu adalah sebuah kehormatan. Kemarin adalah mimpi panjangku, hari ini adalah bangunku dari mimpi panjang, esok hari adalah tidurku, begitulah sirkulasi hidup yang aku jalani, berjalan dengan rutin. Keistimewaan bukan datang di waktu tertentu melainkan bagiku keistimewaan selalu hadir di tiap hembusan nafasku bahkan mungkin selepasnya ku tak menghembuskan nafas, karena apapun yang aku alami itu adalah keistimewaan. Jika pemikiranku banyak yang tidak wajar untuk kalangan seusiaku memang wajar karena aku memang tak wajar dan aku menikmati ketidak wajaranku akan semua ini. (Tuhan Terimalah aku dengan Kesesatanku).

     Bukankah angin yang berhembus, matahari yang bersinar, bulan yang terang benderang di waktu malamnya, itu merupakan pola alam untuk menujukkan kemesraannya. Adaikan aku bisa memahami bahasanya, itu akan semakin mesra dan nikmat. (Izinkan aku memahami bahasamu).

 
   


EmoticonEmoticon